Wednesday, June 6, 2012

Hubungan Loan to Deposit Ratio dan Asuransi Jiwa Berjangka


Kelompok 8:
1. Abdul Halim Utama (20210018)
2. Benjamin Eliezer Pascareno Simanjuntak (21210386)
3. Prayoga Cahayanda (25210378)

Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan.Menurut Mulyono (1995:101), rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000:118). Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100% atau menurut Kasmir (2003:272), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %.
Tujuan penting dari perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan operasiatau kegiatan usahanya. Dengan kata lain LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
Menurut Dendawijaya (2005)  Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu  pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut :

Kredit merupakan total kredit yang  diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa LDR pada saat ini berfungsi sebagai indikator intermediasi perbankan. Begitu pentingnya arti LDR bagi perbankan maka angka LDR pada saat ini telah dijadikan persyaratan antara lain
1).Sebagai salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan bank.
2).Sebagai salah satu indikator kriteria penilaian Bank Jangkar (LDR minimum 50%),
3).Sebagai faktor penentu besar-kecilnya GWM (Giro Wajib Minimum) sebuah bank.
4).Sebagai salah satu persyaratan pemberian keringanan pajak bagi bank yang akan merger.

Asuransi Jiwa Berjangka
Asuransi jiwa berjangka merupakan suatu bentuk paling sederhana program asuransi, yang memberikan perlindungan asuransi untuk suatu jangka waktu tertentu dan membayarkan manfaat hanya jika tertanggung meninggal dalam jangka tersebut. Misal, tuan Joko membeli suatu polis asuransi jiwa berjangka tetap 5-tahun sebesar Rp 100.000.000, dengan menyebut nona Atun sebagai waris. Jika tuan Joko meninggal dalam jangka polis, nona Atun akan menerima manfaat kematian sebesar Rp 100.000.000. Jika tuan Joka hidup melampaui jangka tersebut, maka tidak terjadi pembayaran manfaat, dan jika tuan Joko membatalkan polis dalam jangka 5-tahun maka tidak terdapat pembayaran apapun, artinya dalam polis berjangka tidak terdapat nilai tunai.
Jangka liputan dalam polis ini dapat didefinisikan dalam tahun atau dalam usia, missal jangka sampai usia 45 tahun. Polis berjangka diterbitkan untuk jumlah tahun yang telah ditetapkan memberikan liputan sejak diterbitkan sampai dengan akhir tahun yang ditetapkan.
Bentuk Dasar Asuransi Jiwa Berjangka
Terdapat beberapa bentuk asuransi jiwa berjangka yang ditawarkan perusahaan asuransi, masing- masing dibedakan oleh jumlah manfaat yang dikenal sebagai tetap, menurun, dan menaik.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Tetap
Jenis asuransi ini memberikan perlindungan pada tingkat jumlah yang tetap sampai jangka liputan berakhir. Sebagai contoh, suatu polis asuransi jiwa Rp 10.000.000 berjangka tetap 10-tahun akan memberikan perlindungan selama 10 tahun. Bila tertanggung meninggal dalam jangka 10 tahun, maka pembayaran manfaat Rp 10.000.000 dibayarkan kepada ahli warisnya, tetapi jika tertanggung meninggal di luar jangka 10 tahun tidak terjadi pembayaran manfaat.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Menurun
Jenis asuransi ini mempunyai karakteristik jumlah manfaat yang menurun secara bertahap sepanjang jangka liputan perlindungan. Misal, asuransi jiwa berjangka menurun sebesar Rp 100.000.000 selama 20-tahun akan membayarkan manfaat kematian sebesar Rp 100.000.000 pada awal tahun polis yang akan menurun hingga mencapai Rp 0 pada akhir tahun polis.
Jenis asuransi ini terbaik untuk digunakan bila terdapat kebutuhan perlindungan yang menurun dari tahun ke tahun. Misal, seseorang mempunyai pinjaman selama 30 tahun sebesar Rp 100.000.000 dapat membeli asuransi jiwa berjangka menurun untuk pinjaman. Sehingga bila dalam jangka pinjaman ia meninggal dunia, perusahaan asuransi membayar manfaat sebesar sisa pinjamannya. Jenis ini biasa dinamai asuransi jiwa kredit untuk meliput pembayaran sisa pinjaman.
  1. Asuransi Jiwa Berjangka Menaik
Jenis asuransi jiwa ini memberikan manfaat kematian yang menaik pada selang periodic sepanjang jangka polis. Jumlah kenaikan biasanya dinyatakan sebagai jumlah tertentu atau persentase dari jumlah awal, atau dapat dikaitkan dengan indeks biaya.
Keragaman Asuransi Jiwa Berjangka
Kebanyakan polis asuransi jiwa berjangka mempunyai ragam dua pilihan yang dapat meluaskan jangka liputan, bila diingankan pemegang polis, yaitu pilihan pembaharuan polsi dan pilihan konversi polis.
a)      Pilihan Pembaharuan Polis
Pilihan pembaharuan polis memungkinkan pemilik polis untuk memperbaharui jangka polis sebelum tanggal terminasi, tanpa harus menunjukan persyaratan keabsahan asuransi. Misal polis asuransi jiwa berjangka 5 tahun yang dapat diperbaharui memungkinkan pemegang polis untuk memperpanjang dalam jangka yang sama dan liputan yang sama. Premi untuk jangka liputan berikutnya akan lebih besar daripada jangka liputan yang pertama, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan risiko pada asuradur. Keuntungan pilihan pembaharuan adalah memungkinkan tertanggung melanjutkan perlindungan asuransinya, sekalipun ia telah tidak abash diasuransikan.
Satu jenis asuransi jiwa berjangka dengan pembaharuan adalah asuransi berjangka tahunan yang diperbaharui. Pada intinya, jenis asuransi ini merupakan bentuk dasar asuransi jiwa, yang memberikan perlindungan untuk satu tahun dan memperkenankan pemilik polis untuk satu tahun dan memperkenankan pemilik polis untuk memperbaharui liputan setiap tahunnya, tanpa pengujian keabsahan liputan. Sekalipun demikian kebanyakan perusahaan asuransi jiwa membatasi jumlah pembaharuan misal dibatasi hingga usia tertentu.
Beberapa program asuransi jiwa berjangka dengan pembaharuan menawarkan pilihan re-entry, yaitu pada akhir jangka waktu pemilik polis dijamin dapat memperbaharui liputannya tanpa uji keabsahan dan dengan tarif premi yang tercantum dalam polis. Tetapi juga pada selang berkala pemilik polis dapat menunjukan keabsahan asuransi dan jika diketemukan oleh perusahaan asuransi bahwa ia memenuhi syarat bahkan dapat diberikan dengan tarif premi yang lebih rendah.
b)      Pilihan untuk Konversi
Pilihan kedua yang umum pada asuransi jiwa berjangka adalah pilihan untuk konversi yang memungkinkan pemilik polis berhak untuk melakukan koversia tau menukarkan polis asuransi berjangka menjadi polis asuransi jiwa seumur hidup tanpa harus menunjukan keabsahan asuransi. Pertukaran ini melibatkan penerbitan polis asuransi jiwa seumur hidup dengan tarip premi sesuai dengan usia tertanggung pada saat pertukaran terjadi atau usia penerbitan asuransi jiwa berjangka. Misal Budsir pada usia 30 tahun membeli polis asuransi jiwa berjangka 25-tahun dengan nilai Rp 100.000.000, maka ia harus membayar premi tahunan sebesar Rp 297.721. Pada usia 35 tahun pada waktu ia melakukan konversi asuransi jiwa seumur hidup untuk usia 35 yahun, berarti polisnya dikonversikan pada usia saat itu, maka besar premi tahunannya menjadi Rp 629.853. Tetapi jika Budsir membeli asuransi jiwa berjangka pada usia 30 tahun, kemudian pada usia 35 tahun ia melakukan konversi ke asuransi jiwa seumur hidup dengan tarip premi untuk usia 30 tahun, maka koversinya berdasar usia asal dengan premi tahunan sebesar Rp 516.737 dengan syarat adanya pembayaran tambahan sebesar Rp 1.395.981 pada saat konversi. Pilihan konversi ini biasanya dibatasi waktunya, misalnya tiga atau lima tahun sebelum polis asuransi berjangka berakhir.
Premi Asuransi Jiwa Berjangka
Untuk memahami bahwa jumlah premi asuransi menggambarkan tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan asuransi pada saat penerbitan polis. Pada asuransi jiwa, usia merupakan factor risiko yang utama, makin tinggi usia, makin besar kemungkinan meninggal. Tinjau dua orang laki-laki masing-masing berusia 25 tahun dan 55 tahun. Keduanya membeli asuransi berjangkan 10-tahun dengan nilai Rp 100.000. Secara statistic, orang berusia 55 tahun akan lebih besar kemungkinan meninggal dalam 10 tahun disbanding orang yang berusia 25 tahun, dengan kata lain, perusahaan asuransi akan lebih mungkin membayar manfaat asuransi kepada orang berusia 55 tahun daripada kepada orang yang berusia 25 tahun. Akibat dari perbedaan risiko ini, maka orang yang berusia 55 tahun akan membayar premi lebih tinggi untuk perlindungan asuransi yang sama dengan orang berusia 25 tahun.
Pada kenyataanya, terdapat beberapa orang yang tidak mampu membayar premi pada usia yang lebih lanjut, oleh karena itu perusahaan asuransi menawarkan program asuransi jiwa berjangka dengan dasar premi tetap, artinya tarif premi dihitung dan dibebankan dengan tingkat yang tetap sepanjang jangka polis. Jika polis diperbaharui, premi akan disesuaikan ke atas menggambarkan adanya peningkatkan risiko dan akan bertahan pada tingkat yang tetap sepanjang jangka pembaharuan.

Premi
Usia
Tetap
Tunggal
20
2.225,82
27.573,62
25
2.053,50
24.709,19
30
1.901,03
21.841,90
35
1.774,49
18.940,71
40
1.696,01
16.039,29

Hubungan antara Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan Asuransi Jiwa Berjangka adalah: Untuk meningkatkan rasio LDR, maka bank harus meningatkan tingkat penyaluran kreditnya. Tingkat penyaluran kredit yang tinggi tentu akan meningkatkan risiko Non Performing Loan (NPL). Salah satu risiko yang dapat terjadi adalah meninggalnya debitur sehingga pembayaran kredit akan terhenti. Untuk itulah diperlukan Asuransi Jiwa Berjangka untuk mengkover risiko yang mungkin terjadi ini.

Referensi:
http://financialplanners.wordpress.com/insurances/
http://joejoe.blogdetik.com/
http://www.okezone.com/
http://yanuindra.blogspot.com/2012/05/loan-to-deposit-ratio-ldr.html

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Deposit


Kelompok 8:
1. Abdul Halim Utama (20210018)
2. Benjamin Eliezer Pascareno Simanjuntak (21210386)
3. Prayoga Cahayanda (25210378)

I.    Pendahuluan

            Era informasi saat ini menuntut setiap organisasi untuk menggunakan sarana teknologi dalam upaya mempersingkat prosedur kerja guna dapat memperoleh informasi dalam porsi yang cukup, cepat dan tepat waktu..  Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat memenuhi kompleksitas kebutuhan akan informasi pada setiap tingkatan organisasi dan pihak yang terkait menuntut sumber pengelola data dapat dengan cepat, tepat dan akurat mengolah informasi yang ada dan menyajikan hasil/laporan yang diperlukan. SIA dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pemakainya. Sistem inforamsi akuntansi sangat diperlukan bagi pemakai akuntansi yaitu pihak luar(ekstern) oragnisasi perusahaan dan pihak dalam(intern) oraganisasi perusahaan. Kebutuhan para pemakai ekstern dapat dipenuhi dengan adanya publikasi laporan laba/rugi. Sedangkan para pemakai intern dapat memenuhi kebutuhan informasi akuntansinya untuk mencapai nilai ekonomis (laba) perusahaan semaksimal mungkin. Beberapa tujuan dari SIA :

1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggung-jawaban

            Ada delapan faktor yang mempengaruhi kinerja SIA, yaitu keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, kemampuan teknik personal Sistem Informasi (SI), ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SI, program pelatihan dan pendidikan pemakai, keberadaan dewan pengarah SI dan lokasi dari departement SI, hanya faktor dukungan manajemen puncak yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja SIA terutama pada atribut kepuasan pemakai.

            Sistem Bank dapat diklasifikasikan sebagai sistem yang “hybrid”, sistem  yang menyediakan operasi akuntansi dasar, bank dukungan software sistem informasi keputusan, produk perbankan offline (asuransi, usaha pengelolaan keuangan rencana) diimplementasikan dan dilaksanakan pada jaringan intra-kantor untuk melayani pelanggan. Dengan berkembangnya dunia perbankan Indonesia, manajemen bank sangat membutuhkan semua informasi dalam menetapkan kebijakan yang dapat menguntungkan perusahaan. Untuk itu, disamping diperlukan kecakapan manajer, juga diperlukan SIA yang baik.. Dengan implementasi SIA yang baik pada sistem bank, manajer dapat memperoleh informasi tentang operasi perusahaan sehingga manajemen dapat melakukan keputusan secara efisien dan tepat dari masalah yang ada di bank.


II.   Isi
Langkah-Iangkah pembukaan rekening tabungan dari segi pengoperasian sistem aplikasi adalah pemilihan dan penggunaan fasilitas menu yang disediakan pada sistem tersebut. Banyaknya fasilitas menu yang tersedia pada sistemtersebut membutuhkan alur data yang jelas untuk pembukaan rekening yaitu hanya menggunakan menu-menu tertentu.
* Informasi Nama dan Alamat
* Informasi Nasabah
* Informasi Lengkap No. Rekening
* Pemeliharaan File Nasabah
* Pemeliharaan No. Rekening


Setelah memasuki Menu Utama, langkah selanjutnya adalah membuka sistem sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Dari Menu Utama pilih membuka sistem, setelah itu
akan keluar permintaan untuk mengisi Staff-ID dan password kepala teller(cash officer) untuk membuka sistem.
Jika Staff-ID dan password sudah benar, maka sistem akan dibuka pertama kali oleh teller dengan password yang telah ditentukan oleh Kepala Group Operation, dan kemudian dibuka oleh bagian cash officer (sistem dual costudian)dan jika tanggal,hari ini tidak sama dengan tanggal mesin, maka akan tampil peringatan :
"TANGGAL MESIN TIDAK SAMA"
Untuk itu tellerharns melaporkan hal tersebut kepada cash officer, dan olehcash officer tanggal mesin akan dirubah. Karena untuk merubah tanggal mesinmerupakan wewenang dari cashofficer. .

Jika semua persyaratan membuka sistem telah dipenuhi maka langkah selanjutnya adalah membuka terminal oleh setiap petugas dengan menggunakan Staff-ID dan password masing masing, sebagai contoh staff ill untuk bagian  teller adalah K03. Password dari masing-masing teller tersebut bisa diganti oleh teller itu sendiri, yaitu dengan menggunakan Menu Teller .

Setelah itu teller dapat merubah password lamanya dengan passwordnya yang baru. Penggantian password ini adalah untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan teller itu sendiri. Dan akan muncul Tampilan Screen jika dipilih menu teller nomor 1, yaitu menu mengganti password. Pada tampilan tersebut teller diminta untuk memasukkan password lama yang telah ditentukan oleh kepala group operation. Jika password lama sudah benar dan ditekan tombol maka
tampilan ini yaitu pengisian password baru yang dilakukan dua kali untuk memastikan kebenarannya.

Dari pilihan-pilihan tersebut,jika kita ingin memasukkan nama akhir baru pilih [B]aru, jika ingin membuka rekening dari nasabah lama yang sudah mempunyai rekening (ingin membuat rekening lagi) pilih Bi[K]in, dan jika ingin menambah nomor rekening dengan data yang sama pilih [T]ambah. Sedangkan untuk keluar dari menu pembukaan rekening pilih [S]elesai. Untuk membuka rekening yang baru tampilan yang akan terlihat .  Kemudian formulir pembukaan rekening diisi dengan lengkap dan benar. Contoh data nasabah yang akan diisikan pada tampilan tersebut dapat dilihat pada Formulir pembukaan rekening Tabungan pada . Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:   
1.    Golongan pemilik  
Di isi berdasarkan tabel yang dapat dilihat dengan menekan fungsi tombol F2. Kode golongan pemilik yang sudah disediakan dalam sistem adalah B. '1' adalah alamat surat yang dikirim ke kantor nasabah C. '2' adalah surat yang diambil sendiri oleh nasabahnya di Bank (Hold).
2.    NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Merupakan nomor pokok wajib pajak dari nasabah yang telah dikenakan wajib pajak oleh Dirjen Pajak.
3.    Acc.O / S.A (Account Officer / Service asisstant)
Berbeda dengan Teller yang hanya mempunyai wewenang untuk menginput
dan membuat transaksi yang terjadi,Service assistant mempunyai wewenang
dan tanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan denganjasa
dan product Bank yang akan diberikan kepada nasabah dan calon nasabah
seperti melayani dan memberikan keterangan lengkap , menerima dan
meneliti formulir aplikasi yang telah diisi, meminta persetujuan kepada
officer yang berwenang, membantu kegiatan promosi dan menyimpan
semua dokumen-dokumen nasabah. Didalam sistem ini bisa dilihat dengan
menekan tombol fungsi Fl. Daftar Account officer yang sudah disediakan
sistem adalah sebagai berikut : Proses akhir bulan. Untuk pembukaan rekening bagi nasabah baru tidak dikenakan biaya administrasi sehingga isiannya adalah O.
4.    Kode Jenis Bunga
Kode jenis bunga menentukan cara perhitungan bunga ini disesuaikan
dengan jenis perhitungan bunga yang berlaku pada bank tersebut. Sistem
aplikasi menyediakan 2 pilihan cara perhitungan bunga, yaitu dengan kode
sebagai berikut :
A. '0' adalah perhitungan bunga dengan saldo rata-rata.
B. '1' adalah perhitungan bunga dengan saldo terendah.
Jika pengisian data telah benar, maka data nasabah tersebut selanjutnya
disimpan dan nasabah akan mendapatkan nomor rekening yang di-generate
oleh komputer secara otomatis. Nomor rekening tersebut akan ditampilkan
pada pojok kanan atas monitor. Setelah akhir proses pembukaan rekening ini
maka untuk selanjutnya nasabah sudah tercatat nomorrekeningnya di Bank dan bisa melakukan transaksi penarikan atau penyetoran tabungan.

C. Informasi Data Nasabah Dan Rekening

            Pada proses pengolahan data tabungan, management Bank tidak terbatas hanya melakukan proses transaksi atau penghitungan saldo dan bunga tetapi juga mencakup pengolahan data dan informasi mengenai nasabah atau nomor rekening. Informasi ini sangat diperlukan sebagai bagian sistem informasi management Bank pada sub sistem Customer Information System. Sistem aplikasi tabungan menyediakan fasilitas pengolahan informasi mengenai data atau nomor rekening nasabah dalam bentuk pilihan menu yang menyajikan informasi yang diminta ke Screen atau printer. Menu yang menyediakan fasilitas tersebut adalah menu Teller atau Head Teller. Informasi pada menu Teller hanya bersifat pemantauan tanpa dilakukan perbaikan sedangkanpada menu Head Teller memungkinkan untuk dilakukan perbaikan data nasabah atau rekening. Pencarian informasi dapat berdasarkan nama akhir nasabah atau nomor rekening yang dimaksud.  Langkah-Iangkah operasional selengkapnya untuk mendapatkan informasi yang diminta dijelaskan dalam manual sistem berikut ini. Petugas Bank biasanya memerlukan nomor rekening atau nomor urut nasabah yang sudah tercatat di Bank sampai saat ini. Informasi Nomor Rekening Terakhir yang ada pada saat itu dapat dilihat pada Menu Teller .

            Jika ingin melihat informasi lengkap dari para nasabah dapat dilihat  Menu Teller baik berdasarkan nama akhir maupun nomor nasabah. Tampilan Screen tersebut dapat dilihat , Jika dipilih informasi berdasarkan nomor nasabah (pilihan nomor 1,Berdasarkan nomor nasabah) maka masukkan nomor nasabah (nomor urut nasabah) pada tampilan setelah mengeksekusi pilihan nomor 1 tersebut. Selanjutnya screen akan menampilkan informasi nasabah yang dicari tersebut. Sistem juga menyediakan informasi yang terbatas meliputi nama dan alamat para nasabah yang terdapat pada Menu Head Teller

D. Perbaikan Data Nasabah Dan Rekening

Informasi nasabah pada sebuah Bank tidak selamanya sesuai dengan data
nasabah yang sebenamya. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan input data
oleh petugas Bank dan tidak sempat diperbaiki atau terjadinya perubahan data
nasabah, misalnya nasabah sudah pindah alamat, pindah kerja, dan lain-lain.
Sistem aplikasi Tabungan menyediakanmenu untuk melakukan perbaikan data
nasabah yang sudah tercatat di Bank. Pilihan operasinya adalah pada menu
Head Teller. Proses perbaikan data nasabah dimulai dengan memilih menu Head
Teller, submenu nomor yaitu Pemeliharaan File Nasabah. Masukkan nama
nasabah atau nomor rekening yang datanya akan diperbaiki.Langkah selanjutnya
adalah pilih [R]ubah.


Referensi :
http://afukudanabira.wordpress.com/
http://nda-aping.blogspot.com/

Tuesday, June 5, 2012

Sistem dan Mekanisme Transfer Pembayaran di Bank

Bank pada hakekatnya selalu memiliki dua sisi dalam neraca, asset dan liabilities. Asset berfungsi sebagai use of fund atau penggunaan dari dana yang sudah dikumpulkan bank yang utamanya adalah untuk menyalurkan pinjaman uang untuk masyarakat yang minus/miskin. Sedangkan liabilities merupakan source of fund atau sumber dana yang dikumpulkan oleh bank yang biasanya dikumpulkan dari masyarakat yang plus/kaya. 

Transfer pembayaran melalui giro



Joko adalah nasabah dari Bank Siti (BS) dan Atun adalah nasabah dari Bank Karman (BK). Joko membeli kerupuk dari Atun dengan menggunakan cek, kemudian Atun mencairkan ceknya di BK. Atun tidak serta merta langsung mendapatkan uangnya dari BK, tapi ada proses yang harus dilalui. Setelah Atun memberikan ceknya kepada BK, BK kemudian mengeluarkan Nota Debet Keluar kepada BI.BI disini bertindak sebagai perantara dua bank dalam proses transfer pembayaran cek ini. Rekening koran BS akan berkurang dan Rekening Koran BK akan bertambah, uang inilah yang akan diambil oleh Atun di BK. BI lalu memberikan Nota Debet Masuk kepada BS yang nantinya akan mengambil uang di rekening giro Joko. Berikut adalah pembukuannya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (-)

R/K Karman (+)


                     

                               Bank Siti
A
L
R/K pada BI (-)
Giro (-)


                            Bank Karman
A
L
R/K pada BI (+)
Tabungan Atun (+)



Transfer uang



Atun ingin mengirim uang sebagai hadiah kepada Joko. Namun, agar tidak ketahuan oleh Joko, Atun memilih mengirimkannya melalui BK. BK akan mengeluarkan Nota Kredit Keluar kepada BI dan BI akan mengeluarkan Nota kredit Masuk kepada BS yang nantinya akan menaruh uang di rekening giro milik Joko. Berikut adalah pembukuannnya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (+)

R/K Karman (-)


                          

                                 Bank Siti
A
L
R/K pada BI (+)
Giro (+)


                            Bank Karman
A
L
R/K pada BI (-)
Tabungan Atun (-)



Penolakan Kliring
Jika pada kasus 1 ternyata di rekening giro Joko tidak terdapat duit yang cuku untuk membayar kerupuk maka BS akan mengirim surat Tolakan Kliring kepada BI dan semua transaksi yang sudah dilakukan akan dibatalkan. Pembukuannya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (+)

R/K Karman (-)


                             


                               Bank Siti
A
L
R/K pada BI (+)
Giro (+)


                            
 Bank Karman
A
L
R/K pada BI (-)
Tabungan Atun (-)



Mekanisme Kliring
Surat
Saldo di BI
NDK
+
NDM
-
NKK
-
NKM
+
Tolakan Kliring
+/-
Total
+/-

Jika total yang didapat setelah penghitungan kliring adalah positif maka artinya bank tersebut menang kliring, sebaliknya jika hasilnya negatif maka bank itu kalah kliring
Misalnya :     
Siti memiliki deposit
100 juta
Giro wajib minimum 8%
8 juta
Kalah kliring
2 juta
Rekening Koran di BI
6 juta
           
Kaman memiliki deposit
100 juta
Giro wajib minimum 8%
10 juta
Menang kliring
2 juta
Rekening Koran di BI
12 juta
8 juta adalah GWM atau Legal Reserve Requirement
2 juta adalah Excessive Reserve             

Siti kalah kliring dan menyebabkan jumlah R/K di BI nya berkurang menjadi 6 juta yang tidak memenuhi GWM yang sudah ditetapkan sehingga Siti harus meminjam kepada bank lain yang disebut sebagai Call Money. Call Money memiliki bunga yang sama dengan bunga kredit pasar dan dihitung setiap malam /per night.
Jika bank tidak dapat memenuhi GMI maka akan dapat dianggap sebagai bank yang tidak likuid oleh BI dan dapat dilikuidasi. Kekalahan kliring tidak berpengaruh pada likuiditas bank, tapi akan berpengaruh jika saldo R/K bank tersebut di BI tidak memenuhi GWM.  
   
Neraca Bank



LDR (Loan to Deposit Ratio) maksimal memiliki nilai 110% dengan komposisi ideal 100% deposit dan 10% capital. LDR memiliki sifat sebagai money multiplier dan prudent (kehati-hatian).
KIK (Kredit Investasi Kecil) harus sebesar minimal 20% dari seluruh loan bank
Agar untung i Kik < i deposito dan giro

Transaksi Kliring Antar Bank
Atun ingin mengirim uang kepada Joko, namun keduanya memiliki bank dan tempat yang berbeda. Bagaimanakah proses pengirimannya? Kita lihat bagan dibawah ini


Transaksi Kliring Antar Daerah
Atun hendak mengirim uang lagi kepada Joko namun kali ini bank tempat mereka berdua menabung tidak memiliki cabang di kota yang sama. Bagaimanakah prosesnya? Check it out :

Transaksi Kliring Antar Negara
Suatu ketika Atun yang sedang mencari sesuap nasi di arab saudi sebagai TKW ingin mengirim uang kepada sahabat lamanya Joko. Bagaimana kisahnya? Berikut perjalanannya :

Ada dua cara untuk mengirim uang antar negara yaitu Bank Draft dan Payment Order. Yang sekarang banyak digunakan adalah Payment Order karena dengan majunya teknologi cara ini memudahkan kita untuk mentransfer uang dari satu negara ke negara lain. Tentu saja kedua bank yang terkait harus memiliki hubungan (Correspondent Bank).

Data Flow Diagram

Sistem DFD dibagi menjadi dua database yang berbeda yaitu nomor rekening dan nomor nasabah. Contoh nomor nasabah :
Perhitungan Bunga
Setiap hari bank akan menghitung saldo rekeningnya atau proses akhir hari. Sedang kan pada akhir bulan, yang dihitung adalah saldo akhir hari ditambah dengan bunga dan menjadi saldo awal bulan berikutnya.
Perhitungan bunga dibagi menjadi tiga yaitu, saldo terendah, saldo rata-rata, dan saldo harian.
Contoh soal tabungan
Tanggal
Transaksi
Saldo
5/5
Setor tunai 50 jt
50 jt
7/5
Pinbuk kredit 10 jt
60 jt
10/5
Pinbuk debet untuk Joko 15 jt
45 jt
18/5
Pinbuk debet untuk loan Atun 10 jt
35 jt



Kredit
Kredit dibagi menjadi dua yaitu Flat/Fix rate dan Annuitas
Contoh Flat : Pinjaman 10 jt dengan bunga 10 % per tahun selama 3 tahun.
Perhitungannya : 10 jt x 30 % : 36 bln = XXX

Contoh soal annuitas
Tanggal
Transaksi
Saldo
10/5
Setor tunai 30 jt
30 jt
13/5
Pinbuk debet 20 jt
50 jt
18/5
Pinbuk debet deposito 20 jt
70 jt
20/5
Pinbuk kredit deposito 15 jt
55 jt