Manusia sebagai makhluk hidup, sudah sewajarnya melakukan berbagai kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia terus berusaha memenuhi kebutuhannya walaupun kita mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas sedangkan barang pemenuhan kebutuhannya terbatas. Kepuasan atas pemenuhan kebutuhan inilah yang disebut dengan utilitas. Menurut bentuknya utilitas dapat dibagi menjadi :
1. Form Utility, yaitu daya guna dari suatu barang akan timbul karena atau setelah diadakan perobahan bentuk/pisik barang tersebut, seperti kayu menjadi kursi tempat duduk.
2. Place Utility, yaitu daya/nilai guna suatu barang timbul akibat berpindahnya barang tersebut dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih memerlukannya, seperti barang-barang tambang.
3. Time Utility, yaitu daya/nilai guna suatu barang akan lebih berguna pada suatu waktu dari pada waktu lainnya, atau setelah berlangsungnya beberapa waktu lamanya, seperti payung dikala hujan.
4. Ownership Utility, Yaitu kegunaan suatu barang timbul karena barang tersebut diberikan kepada pihak lain yang lebih membutuhkannya, seperti bank memberikan kredit pasar nasabah.
Terdapat dua pendekatan dalam memahami utilitas yaitu :
- Pendekatan Utilitas Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan ini menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal approach). Dalam pendekatan ini, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility (MU). Pendekatan ini dapat dilihat pada Hukum Gossen I dan II.
a. Hukum Gossen I
Setiap barang dan jasa merupakan alat pemuas kebutuhan manusia. Barang tersebut harus dapat memberikan kepuasan kepada manusia. Henrich Gossen, menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian. Suatu barang baru mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna (utility), dan besar kecilnya daya guna tersebut tergantung dari konsumen yang bersangkutan, semakin banyak barang yang dikonsumsinya semakin besar daya guna total (total utility) yang diperolehnya, akan tetapi laju pertambahan daya guna (marginal utility) yang diperoleh karena mengkonsumsi satu kesatuan barang makin lama semakin rendah, bahkan jumlah pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahan konsumsi diteruskan jumlahnya, pertambahan daya gunanya bahkan bisa menjadi negatif akibat pertambahan jumlah konsumsi tersebut, hal ini biasa disebut dengan hukum pertambahan daya guna menurun (the law of diminishing marginal utility) atau hukum Gossen I.
b. Hukum Gossen II
Manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat tersier. Dalam hal ini Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan bahwa jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya. Kasarnya, utilitas maksimum akan dicapai oleh jika setiap unit barang yang dikonsumsi memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang kita dibelanjakan. Jadi untuk mencapai utilitas maksimum dari berbagai barang yang dikonsumsi, seseorang harus mengatur konsumsinya sedemikan rupa sehingga setiap unit barang memberikan utilitas marjinal yang sama untuk setiap rupiah yang dibelanjakan.
- Pendekatan Utilitas Ordinal (Ordinal Approach)
Pendekatan ini menyatakan bahwa utilitas tidak dapat dihitung, melainkan hanya dapat dibandingkan. Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
a. Kurva Indiferen
Indifference Curve adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi dari 2 macam barang yang memberi kepuasan yang sama kepada seorang konsumen.
Asumsi Indifference curve :
a.turun dari kiri atas ke kanan bawah, b.cembung ke arah origin,
c.tidak saling memotong,
d.yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasaang lebih tinggi (tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal utility). Contoh gambar Kurva Indiferen :
b. Garis Anggaran
Budget Line Curve adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi 2 macam barang yang dapat diperoleh dengan pendapatan yang sama. Contoh gambar Budget Line Curve :
Sumber :
http://faizulmubarak.wordpress.com/
http://www.kangnanto.com/berita-381-perilaku-konsumen-dan-perilaku-produsen-tugas-kuliah.html
No comments:
Post a Comment