Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mengumpulkan profit sebanyak-banyaknya. Namun pada hakekatnya, pengumpulan profit adalah tujuan jangka pendek oleh perusahaan. Dalam jangka panjang, yang akan didapat adalah benefit. Contohnya dalam perusahaan misalnya ketika perusahaan melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keahlian karyawannya, ini akan bermanfaat di masa depan ketika perusahaan membutuhkan tenaga-tenaga ahli mereka tidak usah mencari lagi dari luar tapi dapat menggunakan karyawan-karyawan yang sudah dilatih sebelumnya.
Agar profit yang didapat maksimal, perusahaan harus dapat menentukan tingkat output produksi yang tepat. Ada dua pendekatan untuk menentukan tingkat ouput di mana perusahaan akan mendapatkan keuntungan maksimum, yaitu pertama, pendekatan penerimaan total dan biaya total, atau sering disebut pendekatan total dan kedua adalah pendekatan penerimaan marjinal dan biaya marginal, atau biasa disebut pendekatan marginal.
Pendekatan Total
Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output. Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan.
Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat mengambil contoh suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini mempunyai gedung tempat usaha, mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun perusahaan tidak berproduksi akan tetapi biaya tetap harus selalu dikeluarkan, seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin dan biaya gaji karyawan tetap. Sedangkan, yang termasuk biaya variabel adalah biaya untuk pembelian bahan baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain lain. Biaya variabel ini dapat diubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, apabila permintaan pasar naik maka output yang dihasilkan dapat ditambah dengan menambah biaya variabel, misalnya menambah jam kerja tenaga kerja tidak tetap. Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar. Untuk lebih lengkapnya perhatikan tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel di atas kita dapat melihat keuntungan maksimum dicapai pada tingkat penjualan 4 unit dengan laba Rp 2.300
Pendekatan marginal
Pendekatan marginal merupakan alternatif dari pendekatan total. Dalam memproduksi suatu barang dan menawarkannya di pasar, produsen atau perusahaan harus membandingkan antara biaya marjinal dengan penerimaan marjinal. Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen karena menambah memproduksi 1 unit ouput (MC = TCt – TCt-1 , di mana TC adalah biaya total). Sedangkan penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan karena menambah produksi output 1 unit (MR = TRt – TRt-1)
Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya sehingga karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya marginal lebih besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan sehingga kerugian menjadi bertambah. Keuntungan maksimum (atau kerugian minimum) akan terjadi apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).
Berdasarkan tabel yang pertama kita dapat melihat keuntungan maksimum dicapai pada tingkat penjualan 4 unit karena selisih MR dan MC sebesar Rp 300 (terkecil) dan nilai MC dalam keadaan meningkat.
Sumber :
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4111/MENU3/Maksimisasi%20Keuntungan.htm
Mata Kuliah : Teori Ekonomi 2
Dosen : Prihantoro
No comments:
Post a Comment