Sunday, April 17, 2011

Tingkat Kemiskinan di Indonesia


I. Pendahuluan
Kesenjangan ekonomi antara masyarakat yang mempunyai pendapatan tinggi dan masyarakat yang mempunyai pendapatan rendah serta jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan adalah dua dari sekian masalah besar yang terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data pada Maret 2010 dari BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 31,02 juta orang atau setara dengan 13,33 dari jumlah penduduk Indonesia. Kemiskinan bisa diartikan sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan bisa dilihat dari berbagai pemahaman, pemahaman utamanya mencakup :
- Gambaran kekurangan materi yang biasanya mencakup kebutuhan pangan  sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk kesenjangan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

II. Isi
Apakah kemiskinan yang ada di Indonesia sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah? Tentu tidak, kita sebagai warga negara dan bagian dari masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk membantu sesama. Kemiskinan secara umum dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
  1. Kemiskinan relatif : suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud
  2. Kemiskinan absolut : derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
Tampaknya di Indonesia kemiskinan yang paling banyak terjadi adalah kemiskinan absolut. Masih banyak masayarakat yang belum mendapatkan hal-hal yang mendasar dalam kehidupan, seperti makanan, air bersih, tempat tinggal yang layak, pendidikan yang memadai dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dan lain-lain. Deklarasi Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai “sebuah kondisi yang dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi." Sedangkan Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang hidup dengan pendapatan kurang dari US $ 1 per hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari AS$ 2 per hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih disebut "miskin", pada 2001. Tidak sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat sulit memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
§         Tingkat dan laju pertumbuhan output
§         Tingkat upah neto
§         Distribusi pendapatan
§         Kesempatan kerja
§         Tingkat inflasi
§         Pajak dan subsidi
§         Investasi
§         Alokasi serta kualitas SDA
§         Ketersediaan fasilitas umum
§         Penggunaan teknologi
§         Tingkat dan jenis pendidikan
§         Kondisi fisik dan alam
§         Politik
§         Bencana alam
§         Peperangan
Untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi kemiskinan di Indonesia diperlukan strategi dan bentuk intervensi yang tepat. Ada tiga strategi utama yaitu :
1.      Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan
2.      Pemerintahan yang baik
3.      Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :
                                                                  a.     Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan
                                                                  b.     Intervensi jangka menengah dan panjang
o       Pembangunan sektor swasta
o       Kerjasama regional
o       APBN dan administrasi
o       Desentralisasi
o       Pendidikan dan Kesehatan
o       Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan

III. Penutup
Jika melihat data sejak tahun tiga tahun belakangan ini maka kita bisa mengetahui bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia sudah berkurang dari tahun 2008 sebesar 34,96 juta (15,42%), menurun menjadi 32,53 juta (14,15 %) di tahun 2009 dan akhirnya menjadi 31,02 juta (13,33%) pada tahun 2010. Saya rasa pemerintah sudah berusaha dengan baik dan menunjukkan hasil yang cukup baik dalam mengurangi jumlah penduduk miskin di Indonesia. Namun alangkah baiknya jika dana-dana yang ada seperti dana untuk membangun gedung DPR yang berjumlah triliunan rupiah atau dana untuk “studi banding keluar negeri” para wakil rakyat dan dana-dana lainnya digunakan  untuk membantu rakyatnya yang masih berjumlah  jutaan dan masih hidup dibawah garis kemiskinan.



Sumber :
http://id.wikipedia.org

http://murti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10303/PENGANGGURAN+DAN+KEMISKINAN-ok.doc

http://www.bps.go.id/

No comments:

Post a Comment