Tuesday, June 5, 2012

Sistem dan Mekanisme Transfer Pembayaran di Bank

Bank pada hakekatnya selalu memiliki dua sisi dalam neraca, asset dan liabilities. Asset berfungsi sebagai use of fund atau penggunaan dari dana yang sudah dikumpulkan bank yang utamanya adalah untuk menyalurkan pinjaman uang untuk masyarakat yang minus/miskin. Sedangkan liabilities merupakan source of fund atau sumber dana yang dikumpulkan oleh bank yang biasanya dikumpulkan dari masyarakat yang plus/kaya. 

Transfer pembayaran melalui giro



Joko adalah nasabah dari Bank Siti (BS) dan Atun adalah nasabah dari Bank Karman (BK). Joko membeli kerupuk dari Atun dengan menggunakan cek, kemudian Atun mencairkan ceknya di BK. Atun tidak serta merta langsung mendapatkan uangnya dari BK, tapi ada proses yang harus dilalui. Setelah Atun memberikan ceknya kepada BK, BK kemudian mengeluarkan Nota Debet Keluar kepada BI.BI disini bertindak sebagai perantara dua bank dalam proses transfer pembayaran cek ini. Rekening koran BS akan berkurang dan Rekening Koran BK akan bertambah, uang inilah yang akan diambil oleh Atun di BK. BI lalu memberikan Nota Debet Masuk kepada BS yang nantinya akan mengambil uang di rekening giro Joko. Berikut adalah pembukuannya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (-)

R/K Karman (+)


                     

                               Bank Siti
A
L
R/K pada BI (-)
Giro (-)


                            Bank Karman
A
L
R/K pada BI (+)
Tabungan Atun (+)



Transfer uang



Atun ingin mengirim uang sebagai hadiah kepada Joko. Namun, agar tidak ketahuan oleh Joko, Atun memilih mengirimkannya melalui BK. BK akan mengeluarkan Nota Kredit Keluar kepada BI dan BI akan mengeluarkan Nota kredit Masuk kepada BS yang nantinya akan menaruh uang di rekening giro milik Joko. Berikut adalah pembukuannnya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (+)

R/K Karman (-)


                          

                                 Bank Siti
A
L
R/K pada BI (+)
Giro (+)


                            Bank Karman
A
L
R/K pada BI (-)
Tabungan Atun (-)



Penolakan Kliring
Jika pada kasus 1 ternyata di rekening giro Joko tidak terdapat duit yang cuku untuk membayar kerupuk maka BS akan mengirim surat Tolakan Kliring kepada BI dan semua transaksi yang sudah dilakukan akan dibatalkan. Pembukuannya :
                                    BI
A
L

R/K Siti (+)

R/K Karman (-)


                             


                               Bank Siti
A
L
R/K pada BI (+)
Giro (+)


                            
 Bank Karman
A
L
R/K pada BI (-)
Tabungan Atun (-)



Mekanisme Kliring
Surat
Saldo di BI
NDK
+
NDM
-
NKK
-
NKM
+
Tolakan Kliring
+/-
Total
+/-

Jika total yang didapat setelah penghitungan kliring adalah positif maka artinya bank tersebut menang kliring, sebaliknya jika hasilnya negatif maka bank itu kalah kliring
Misalnya :     
Siti memiliki deposit
100 juta
Giro wajib minimum 8%
8 juta
Kalah kliring
2 juta
Rekening Koran di BI
6 juta
           
Kaman memiliki deposit
100 juta
Giro wajib minimum 8%
10 juta
Menang kliring
2 juta
Rekening Koran di BI
12 juta
8 juta adalah GWM atau Legal Reserve Requirement
2 juta adalah Excessive Reserve             

Siti kalah kliring dan menyebabkan jumlah R/K di BI nya berkurang menjadi 6 juta yang tidak memenuhi GWM yang sudah ditetapkan sehingga Siti harus meminjam kepada bank lain yang disebut sebagai Call Money. Call Money memiliki bunga yang sama dengan bunga kredit pasar dan dihitung setiap malam /per night.
Jika bank tidak dapat memenuhi GMI maka akan dapat dianggap sebagai bank yang tidak likuid oleh BI dan dapat dilikuidasi. Kekalahan kliring tidak berpengaruh pada likuiditas bank, tapi akan berpengaruh jika saldo R/K bank tersebut di BI tidak memenuhi GWM.  
   
Neraca Bank



LDR (Loan to Deposit Ratio) maksimal memiliki nilai 110% dengan komposisi ideal 100% deposit dan 10% capital. LDR memiliki sifat sebagai money multiplier dan prudent (kehati-hatian).
KIK (Kredit Investasi Kecil) harus sebesar minimal 20% dari seluruh loan bank
Agar untung i Kik < i deposito dan giro

Transaksi Kliring Antar Bank
Atun ingin mengirim uang kepada Joko, namun keduanya memiliki bank dan tempat yang berbeda. Bagaimanakah proses pengirimannya? Kita lihat bagan dibawah ini


Transaksi Kliring Antar Daerah
Atun hendak mengirim uang lagi kepada Joko namun kali ini bank tempat mereka berdua menabung tidak memiliki cabang di kota yang sama. Bagaimanakah prosesnya? Check it out :

Transaksi Kliring Antar Negara
Suatu ketika Atun yang sedang mencari sesuap nasi di arab saudi sebagai TKW ingin mengirim uang kepada sahabat lamanya Joko. Bagaimana kisahnya? Berikut perjalanannya :

Ada dua cara untuk mengirim uang antar negara yaitu Bank Draft dan Payment Order. Yang sekarang banyak digunakan adalah Payment Order karena dengan majunya teknologi cara ini memudahkan kita untuk mentransfer uang dari satu negara ke negara lain. Tentu saja kedua bank yang terkait harus memiliki hubungan (Correspondent Bank).

Data Flow Diagram

Sistem DFD dibagi menjadi dua database yang berbeda yaitu nomor rekening dan nomor nasabah. Contoh nomor nasabah :
Perhitungan Bunga
Setiap hari bank akan menghitung saldo rekeningnya atau proses akhir hari. Sedang kan pada akhir bulan, yang dihitung adalah saldo akhir hari ditambah dengan bunga dan menjadi saldo awal bulan berikutnya.
Perhitungan bunga dibagi menjadi tiga yaitu, saldo terendah, saldo rata-rata, dan saldo harian.
Contoh soal tabungan
Tanggal
Transaksi
Saldo
5/5
Setor tunai 50 jt
50 jt
7/5
Pinbuk kredit 10 jt
60 jt
10/5
Pinbuk debet untuk Joko 15 jt
45 jt
18/5
Pinbuk debet untuk loan Atun 10 jt
35 jt



Kredit
Kredit dibagi menjadi dua yaitu Flat/Fix rate dan Annuitas
Contoh Flat : Pinjaman 10 jt dengan bunga 10 % per tahun selama 3 tahun.
Perhitungannya : 10 jt x 30 % : 36 bln = XXX

Contoh soal annuitas
Tanggal
Transaksi
Saldo
10/5
Setor tunai 30 jt
30 jt
13/5
Pinbuk debet 20 jt
50 jt
18/5
Pinbuk debet deposito 20 jt
70 jt
20/5
Pinbuk kredit deposito 15 jt
55 jt


No comments:

Post a Comment