Bank pada hakekatnya selalu
memiliki dua sisi dalam neraca, asset dan liabilities. Asset berfungsi sebagai
use of fund atau penggunaan dari dana yang sudah dikumpulkan bank yang utamanya
adalah untuk menyalurkan pinjaman uang untuk masyarakat yang minus/miskin.
Sedangkan liabilities merupakan source of fund atau sumber dana yang
dikumpulkan oleh bank yang biasanya dikumpulkan dari masyarakat yang plus/kaya.
Transfer pembayaran melalui giro
Joko
adalah nasabah dari Bank Siti (BS) dan Atun adalah nasabah dari Bank Karman
(BK). Joko membeli kerupuk dari Atun dengan menggunakan cek, kemudian Atun mencairkan
ceknya di BK. Atun tidak serta merta langsung mendapatkan uangnya dari BK, tapi
ada proses yang harus dilalui. Setelah Atun memberikan ceknya kepada BK, BK
kemudian mengeluarkan Nota Debet Keluar kepada BI.BI disini bertindak sebagai
perantara dua bank dalam proses transfer pembayaran cek ini. Rekening koran BS
akan berkurang dan Rekening Koran BK akan bertambah, uang inilah yang akan
diambil oleh Atun di BK. BI lalu memberikan Nota Debet Masuk kepada BS yang
nantinya akan mengambil uang di rekening giro Joko. Berikut adalah pembukuannya
:
BI
A
|
L
|
R/K Siti
(-)
|
|
R/K Karman
(+)
|
Bank Siti
A
|
L
|
R/K pada BI (-)
|
Giro (-)
|
Bank Karman
A
|
L
|
R/K pada BI (+)
|
Tabungan Atun (+)
|
Transfer uang
Atun ingin mengirim uang
sebagai hadiah kepada Joko. Namun, agar tidak ketahuan oleh Joko, Atun memilih
mengirimkannya melalui BK. BK akan mengeluarkan Nota Kredit Keluar kepada BI
dan BI akan mengeluarkan Nota kredit Masuk kepada BS yang nantinya akan menaruh
uang di rekening giro milik Joko. Berikut adalah pembukuannnya :
BI
A
|
L
|
R/K Siti
(+)
|
|
R/K Karman
(-)
|
Bank Siti
A
|
L
|
R/K pada BI (+)
|
Giro (+)
|
Bank Karman
A
|
L
|
R/K pada BI (-)
|
Tabungan Atun (-)
|
Penolakan Kliring
Jika pada kasus 1 ternyata di
rekening giro Joko tidak terdapat duit yang cuku untuk membayar kerupuk maka BS
akan mengirim surat Tolakan Kliring kepada BI dan semua transaksi yang sudah
dilakukan akan dibatalkan. Pembukuannya :
BI
A
|
L
|
R/K Siti
(+)
|
|
R/K Karman
(-)
|
Bank Siti
A
|
L
|
R/K pada BI (+)
|
Giro (+)
|
Bank Karman
A
|
L
|
R/K pada BI (-)
|
Tabungan Atun (-)
|
Mekanisme Kliring
Surat
|
Saldo di BI
|
NDK
|
+
|
NDM
|
-
|
NKK
|
-
|
NKM
|
+
|
Tolakan Kliring
|
+/-
|
Total
|
+/-
|
Jika total yang didapat setelah
penghitungan kliring adalah positif maka artinya bank tersebut menang kliring,
sebaliknya jika hasilnya negatif maka bank itu kalah kliring
Misalnya :
Siti memiliki
deposit
|
100 juta
|
Giro wajib
minimum 8%
|
8 juta
|
Kalah kliring
|
2 juta
|
Rekening Koran di
BI
|
6 juta
|
Kaman memiliki
deposit
|
100 juta
|
Giro wajib
minimum 8%
|
10 juta
|
Menang kliring
|
2 juta
|
Rekening Koran di
BI
|
12 juta
|
8 juta adalah GWM atau Legal
Reserve Requirement
2 juta adalah Excessive Reserve
Siti kalah kliring dan menyebabkan jumlah R/K di BI nya berkurang menjadi 6 juta yang tidak memenuhi GWM yang sudah ditetapkan sehingga Siti harus meminjam kepada bank lain yang disebut sebagai Call Money. Call Money memiliki bunga yang sama dengan bunga kredit pasar dan dihitung setiap malam /per night.
Jika
bank tidak dapat memenuhi GMI maka akan dapat dianggap sebagai bank yang tidak
likuid oleh BI dan dapat dilikuidasi. Kekalahan
kliring tidak berpengaruh pada likuiditas bank, tapi akan berpengaruh jika
saldo R/K bank tersebut di BI tidak memenuhi GWM.
LDR
(Loan to Deposit Ratio) maksimal memiliki nilai 110% dengan komposisi ideal
100% deposit dan 10% capital. LDR memiliki sifat sebagai money multiplier dan
prudent (kehati-hatian).
KIK
(Kredit Investasi Kecil) harus sebesar minimal 20% dari seluruh loan bank
Agar
untung i Kik < i deposito dan giro
Transaksi Kliring Antar Bank
Atun
ingin mengirim uang kepada Joko, namun keduanya memiliki bank dan tempat yang
berbeda. Bagaimanakah proses pengirimannya? Kita lihat bagan dibawah ini
Transaksi
Kliring Antar Daerah
Atun
hendak mengirim uang lagi kepada Joko namun kali ini bank tempat mereka berdua
menabung tidak memiliki cabang di kota yang sama. Bagaimanakah prosesnya? Check
it out :
Transaksi Kliring Antar Negara
Suatu
ketika Atun yang sedang mencari sesuap nasi di arab saudi sebagai TKW ingin
mengirim uang kepada sahabat lamanya Joko. Bagaimana kisahnya? Berikut
perjalanannya :
Ada
dua cara untuk mengirim uang antar negara yaitu Bank Draft dan Payment Order. Yang
sekarang banyak digunakan adalah Payment Order karena dengan majunya teknologi
cara ini memudahkan kita untuk mentransfer uang dari satu negara ke negara
lain. Tentu saja kedua bank yang terkait harus memiliki hubungan (Correspondent
Bank).
Data
Flow Diagram
Sistem
DFD dibagi menjadi dua database yang berbeda yaitu nomor rekening dan nomor
nasabah. Contoh nomor nasabah :
Perhitungan
Bunga
Setiap
hari bank akan menghitung saldo rekeningnya atau proses akhir hari. Sedang kan
pada akhir bulan, yang dihitung adalah saldo akhir hari ditambah dengan bunga
dan menjadi saldo awal bulan berikutnya.
Contoh
soal tabungan
Tanggal
|
Transaksi
|
Saldo
|
5/5
|
Setor tunai 50 jt
|
50 jt
|
7/5
|
Pinbuk kredit 10 jt
|
60 jt
|
10/5
|
Pinbuk debet untuk Joko 15 jt
|
45 jt
|
18/5
|
Pinbuk debet untuk loan Atun 10 jt
|
35 jt
|
Kredit
dibagi menjadi dua yaitu Flat/Fix rate dan Annuitas
Contoh
Flat : Pinjaman 10 jt dengan bunga 10 % per tahun selama 3 tahun.
Perhitungannya
: 10 jt x 30 % : 36 bln = XXX
Contoh
soal annuitas
Tanggal
|
Transaksi
|
Saldo
|
10/5
|
Setor tunai 30 jt
|
30 jt
|
13/5
|
Pinbuk debet 20 jt
|
50 jt
|
18/5
|
Pinbuk debet deposito 20 jt
|
70 jt
|
20/5
|
Pinbuk kredit deposito 15 jt
|
55 jt
|
No comments:
Post a Comment